China dan Pengendalian Transaksi Kereta Cepat, Respons dari Bos BNI (BBNI)

Royke Tumilaar, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BBNI), telah memberikan tanggapan terhadap desas-desus mengenai pengendalian transaksi kereta cepat WHOOSH oleh Bank of China dan ICBC, yang bukan merupakan bank milik negara.

Simikir - Royke Tumilaar, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BBNI), telah memberikan tanggapan terhadap desas-desus mengenai pengendalian transaksi kereta cepat WHOOSH oleh Bank of China dan ICBC, yang bukan merupakan bank milik negara.

Royke menegaskan bahwa sebagian besar dari pengumpulan dana transaksi kereta cepet WHOOSH berada di Himbara. Selain itu, dia juga menyatakan bahwa peranannya tidak terbatas pada penerimaan biaya transaksi saja, berseberangan dengan rumor yang beredar.

“Sejak awal operasional, dana tersebut sudah ada di Bank Himbara,” ujarnya pada Bisnis (26/11/2023).

Mengikuti pernyataannya, General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, memastikan bahwa transaksi keuangan berkaitan dengan operasional kereta cepat WHOOSH dilaksanakan di Indonesia dan berkolaborasi dengan bank lokal.

"Eva menjelaskan, “Dana yang dikumpulkan ada di semua bank yang bekerja sama. Himbara termasuk BNI, BRI, dan Mandiri. Adapula bank swasta yakni BCA dan ICBC. China, menjadi kreditur, tentu membuka rekening di sana," ujarnya pada Bisnis (26/11/2023).

Eva mengusulkan analogi dengan kredit rumah, dimana seseorang yang mengambil kredit harus membuka rekening di bank tersebut.

As is known, Kereta Cepat WHOOSH, merupakan colaborasi antara Indonesia dan China. Dalam pelaksanaannya, China Development Bank (CDB) sebagai kreditor yang mendanai proyek ini.

Dalam hal transaksi, KCIC dan CDB bekerja sama dengan beberapa bank yang beroperasi penuh di Indonesia, dan berada di bawah pengawasan Bank Indonesia dan OJK. Bank tersebut termasuk BNI, Bank of China, dan ICBC.

Sehingga, munculnya klaim mengenai aliran dana yang dapat dikuasai oleh China dirasakan sebagai kesalahan persepsi berkaitan dengan sistem pembagian.

BNI, sebagai Bank Nasional, telah dipilih sebagai mitras KCIC untuk banyak transaksi, termasuk gaji karyawan, pembiayaan, dan pembayaran kepada pihak lainnya.

Bank-bank nasional lainnya, seperti Bank Mandiri, BRI, dan BCA, juga terlibat dalam hal pembelian dan pembayaran transaksi tiket kereta cepat WHOOSH.

"Transaksi bisnis KCIC sebagian besar dijalankan di dalam negeri, sehingga diharapkan masih memberikan manfaat yang optimal bagi perekonomian nasional," ujarnya.

Colaborasi lain yang sudah berjalan diantaranya adalah penyediaan layanan pemesanan tiket lewat aplikasi Livin by Mandiri, dan BRImo.

Saat ini, pembayaran pemesanan tiket WHOOSH dapat dilakukan melalui semua bank di Indonesia, termasuk penggunaan EDC dan QRIS untuk pembayaran tiket melalui merchant, mesin pembelian tiket, atau loket stasiun.

KCIC juga bekerjasama dengan penyedia layanan Payment Gateway Nasional seperti Doku, Finnet dan Xendit, demi kenyamanan pelanggan.

"Untuk payment gateway, kita berkerja sama dengan semua penyedia layanan nasional," imbuhnya pada Bisnis.

Posting Komentar untuk "China dan Pengendalian Transaksi Kereta Cepat, Respons dari Bos BNI (BBNI)"